SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Indonesia bisa menorehkan sejarah baru, lolos ke babak 16 besar Piala Dunia U-17. Namun, syaratnya terbilang berat. Garuda Asia harus menang kala melawan Maroko di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (16/11) malam ini. (Indosiar, pukul 19.00 WIB).
Masalahnya, Maroko lebih superior. Mereka memiliki 10 pemain yang kini membela klub asal Eropa. Bandingkan dengan Indonesia yang cuma memiliki dua pemain abroad. Singa Atlas Muda juga tak begitu tertekan. Sebab, mereka sudah mengoleksi 3 poin setelah menang 2-0 atas Panama (10/11). Sementara itu, Indonesia ada di posisi ketiga dengan koleksi 2 poin.
Pelatih Indonesia U-17 Bima Sakti sadar tekanan ada di pihaknya. ’’Makanya kami tadi (kemarin, red) meeting panjang dengan pemain. Kami membahas kekuatan Maroko. Kami tidak melihat Maroko lebih bagus dibanding Ekuador atau Panama. Semua sama,’’ katanya, Rabu (15/11).
Dalam pertemuan itu pula, tim pelatih melakukan koreksi kesalahan individu. Bima tak mau hal itu terjadi lagi pada laga krusial. ’’Saya minta pemain mengurangi kesalahan sendiri, termasuk cepat melakukan pressing ketika kami kehilangan bola,’’ jelas pelatih 46 tahun itu.
Hal itu wajib dilakukan. Sebab, Maroko punya senjata berbahaya yakni kecepatan winger. Di sisi kiri, ada Mohammed Hamony. Dia sudah mencatatkan satu assist. Winger Le Havre itu juga menjadi man of the match di laga kontra Panama (10/11). Lalu, di sisi kanan, ada Imran Nazih.
Bek Indonesia Sultan Zaky tahu bahwa lini depan Singa Atlas Muda sangat berbahaya. ’’Yang paling kami waspadai adalah saat mereka melakukan counter attack (serangan balik). Kami harus fokus dan tidak boleh melakukan kesalahan,’’ jelas pemain PSM Makassar itu.
Sedikit kesalahan jelas bisa berbuah fatal. Apalagi, Zaky berharap Garuda Asia bisa lolos ke babak selanjutnya. ’’Kondisi anak-anak baik. Tidak terbebani. Tapi, kami tetap ingin lolos ke babak selanjutnya,’’ sambungnya.
Bima tidak mau terlalu menekan anak asuhnya. Sebab, kemenangan bukan satu-satunya jalan untuk lolos ke babak 16 besar.
’’Yang pasti kami ingin menang. Tapi, kalau situasinya tidak bisa menang, kami harus minimal meraih hasil draw,’’ katanya.
’’Yang paling penting adalah kami bisa lolos. Entah sebagai juara grup, runner-up, atau peringkat ketiga terbaik,’’ lanjut Bima.
Indonesia memang masih bisa menjadi juara grup. Itu terjadi jika menang atas Maroko dan Ekuador tumbang dari Panama. ’’Yang jelas saya lihat saat ini para pemain sangat percaya diri. Mereka percaya bahwa mereka bisa (membawa Indonesia lolos ke 16 besar, red),’’ tegas Bima.
Di sisi lain, meski di atas angin, Maroko ogah jemawa. Sang pelatih, Said Chiba, mengingatkan anak asuhnya untuk tidak meremehkan tuan rumah. Apalagi, Indonesia belum pernah kalah dalam dua laga. ’’Apa yang ditunjukkan Indonesia sangat baik. Mereka punya organisasi yang bagus. Secara individu, pemainnya juga cukup berbahaya,’’ kata pelatih 53 tahun itu.
Dia ingat betul ketika Indonesia menahan imbang 1-1 Ekuador, tim yang mengalahkan Maroko dua gol tanpa balas (13/11). ’’Saya sangat respek dengan Indonesia setelah apa yang mereka lakukan di laga melawan Ekuador. Boleh saya bilang, laga nanti tidak akan berjalan mudah bagi kami,’’ papar Chiba.
Apalagi, bakal ada tekanan suporter. Maklum, tiket di Stadion GBT nanti malam sold out. Apakah skuadnya bakal grogi? ’’Kami sudah pernah bermain di Arabic Cup yang dihadiri banyak suporter lawan. Kami akan menghadapi tekanan suporter dengan biasa,’’ tegas Chiba. Dia juga memastikan anak asuhnya bakal habis-habisan. ’’Kami harus mempertahankan kans lolos ke babak selanjutnya,’’ tegasnya.(gus/c18/fal)